Kamis, 06 November 2014

CHANGLOON

ke changloon haha, singgah cemilan walaupun hanya bawa uang dikit tapi banyak recehan sen haha makan jadi kenyang apa lagii udah kayak negara sendiri. 

mencari makan di negara Malaysia.. untungnya masih ada uang 5 ringgit 70 sen haha cukuplah buat makan, uangku ketinggalan di kereta (mobil) bagaimana ... haha...



Senin, 06 Oktober 2014

MASJID ZAHIR ALOR STAR MALAYSIA

merangkai jalanan ke arah masjid, menempuh jarak 1 jam perjalanan dari kampus Universiti Utara Malaysia
mennariknya masjid ini banyak yang unik, terutamanya bangunan yang bikin orang betah sholat disini
tentunya kamu tau, ... semoga kalian juga bisa berada di sini ..
Masjid Zahir Alor Star Malaysia



Selasa, 16 September 2014


TEKA-TEKI MISTERIUS DAN CERITA NYATA

Ifa adalah cerita indah mengenai kehidupan di dunianya, salah satu banyak kisah yang ditulis olehnya sendiri yang di kenal foto tak berwajah. Rasa simpatinya terhadap naluri dan kerinduan hati seorang anak tergambarkan dalam cerita ini. catatan mengenai tahun-tahun pertama kehidupan anak Indonesia tersebut di tengah-tengah keindahan rumah-pegunungan yang sangat dia cintai dan selama dia berada di tengah-tengah kota besar telah menjadi bacaan favorit diriku sendiri. Memiliki bakat istimewa dalam menuliskan cerita-cerita sederhana dari dunia anak-anak yang masih lugu.
Di dalam semua ceritanya dia menunjukkan keinginan terpendam untuk melindungi anak-anak dari kesalah pahaman dan kadang-kadang kebaikan yang salah terjadi yang sering kali menghambat kebahagiaan dan perkembangan alamiah dari kehidupan dan karakter mereka. Sang penulis, seperti di tengah-tengah pemandangan dan orang-orang yang dia ceritakan, dan latar belakang di mana dia menempatkan pada tokohnya, adalah alam pegunungan yang mengesankan, tempat yang sangat akrab dengannya.

GEDUNG TUA DEKAT RUMAH
Kota Malang, 06 Maret

Dari desa tua pingirang kota Malang, amperan pedagang memadati setiap jalanan pasar, sebuah jalan setapak berkelok melewati gedung sekolah tua angker yang teduh sampai ke rumah. Dari ketinggian, terlihat betapa luasnya tempat ini dibandingkan tempat di bawahnya. Saat jalan setapak itu turun, tanah di sekelilingnya ditumbuhi lebih banyak tanaman liar, dan si big belum pergi jauh ketika dia mulai mendengar kedatanganku sembari berpandangan menunggu teman yang lain, jalan itu curam dan menanjak hingga puncak gedung, terlihat banyak anak sekolah melambai lambai dari arah jendela gedung tua. Meskipun begitu, dia tidak berhenti untuk membalas sapaan dan lambaian temannya.
            Suatu pagi di bulan Maret yang cerah dan diterangi matahari, dua sosok terihat menyusuri jalan setapak ke arah gedung tua yang sedikit sempit dari arah rumah. Si big satu seorang perempuan bertubuh tinggi dan tampak kuat, yang lain seorang anak dengan mata sipitnya redup sayup. Pipi si anak tampak menyala karena panas sampai-sampai warna merah di pipinya bisa terlihat meskipun kulitnya gelap dan terbakar matahari. Tidak heran, anak itu berpakaian seolah-olah dia sedang melindungi dirinya dari gigitan hawa panas yang menyengat kearah mereka. Dia kelihatannya tidak lebih dari 12 tahun, tapi ukuran tubuhnya yang sebenernya sulit diketahui karena dia sepertinya memakai baju bertumpuk-tumpuk tak kelihatan. Begitu juga dengan kaki-kaki kecilnya yang tidak terlihat memakai sandal butut yang ia jatuhkan dari atap gedung tua menanjak dengan susah payah. Keduannya pasti menunggu tanpa meninggalkan suatu jejak selain sandal yang tertinggal di bawah. Berhenti dan beranjak berdiri lagi sejenak merayap kearah gedung tua, melewati pingiran jendela, kami tertegun melihat buah jambu merah yang bergelantungan di tanjakan itu, big memulai mengambil buah dengan tangan besarnya, memungut sambil memakannya, berdua mengikuti big kearah tanjakan untuk mencicipi buah jambu merah.
Terdengar sebuah suara memanggil dari bawah pohon jambu: “Tunggu sebentar, kalian ngapain disana pangilan kecil yang didengar si big, lagi cari uang yang jatuh tante, tak disangka jambu merah itu milik tante yang berada sebelahan dari gedung tua. Kamipun bergegas lari dan meninggalkan jambu merah yang sudah sempat kami makan sebelum tante itu datang, kalau kau mau naik lebih tinggi, aku akan ikut denganmu. Big masih memegangi jambu yang iya kumpulkan di bajunya, berlari dan jatuh mengenai pecahan jendela gedung tua yang terhalang rumput liar di samping tanjakan, si big berdiri terdiam dan memegangi kakinya.
Si anak yang lain segera beranjak kebawah dan melepaskan pegangan tangannya, big pun mengiuti dengan rasa gembira karena jambu tangkapannya tidak tertinggal. Sesampainya dibawah si big mengadu ke orangtuanya dan akhirnya kami dimarahi habis-habisan.

2 haripun berlalu …
“Kau capek, fa?” tanya temannya.
Tidak, aku kepanasan, ujar anak kecil itu.
Sebentar lagi kita akan sampai ke gedung tua. Kau harus berjalan dengan langkah-langkah lebar, dan satu menit lagi kita akan sampai di sana. Kata si big memberi semangat.
Walaupun tadinya aku marah tapi si big tetap selalu bersama-sama kami.
Kita meloncat ke arah salah satu jendela tua itu, hingga sampai di kelas yang tidak terpakai untuk pelajaran sekolah. Ternyata dari gedung tua kami menelusuri tempat dari lorong kecil hingga menemukan jalan besar ke arah jalan raya. Untungnya gedung tua itu selama 1 minggu yang lalu sudah tidak terpakai oleh penghuni sekolah, dan gerbang yang masih terbuka, walaupun ada satpam yang menjaganya. Kamipun berjalan perlahan hingga sosok kami tidak terlihat oleh satpam penjaga sekolah tua itu. Hingga kami keluar gerbang gedung tua ke arah jalan kota. Tentu kami senang, benar gedung tua itu menakutkan cerita sebelumnya sempat terdengar dan  banyak yang terselip kabar ada penampakan dari jendela jendela gedung tua. Sampai sekarang gedung itu tidak terpakai, sampai  sesaat gedung pernah dipakai untuk pemilu tahun 2013 tahun terakhir ini. Entah masih adakah cerita lama itu, atau hanya cerita rakyat, kami terdengar kembali dari gedung tua itu tentang kuburan tua yang lama sempat mengegerkan rumah deretan gedung tua. Kami belum menemukan kuburan itu sampai saat ini.

 Apakah itu benar...
Aku harap kalian menemukannya.


SAATNYA BERSEKOLAH
SDN ORO-ORO DOWO MALANG
(Berada di Malam perkemahan gedung sekolah)

Pramuka...
Pramuka itu satu...
Jerit malam akan diadakan jum’at depan, yang merayup rayup berada di gedung lama yang tidak jauh bersebelahan samping rumah warga, belokan kiri melewati gapura kecil arah kepasar. Kamu temukan gedung sekolah SDN itu. Kupikir sebaiknya kita makan dulu, kata teman-teman, bagaimana menurutmu?
Ifa, yang begitu bersemangat saat istirahat sekolah jam 12 siang, bersiap-siap ke musholah kecil dari arah pemukiman warga, tidak jauh dari gedung sekolah. Tetapi sekarang, setelah memikirkan makanan,  dia merasa sangat lapar, karena dia belum makan apa pun selain sepotong roti dan botol minuman yang dikemas menjadi bekal anak-anak saat sarapan menjadi semakin lapar. Jadi dia menjawab tanpa ragu-ragu. Ya, aku pikir begitu.
            Kalau begitu kita sepakat, ayo turun dan menuju kelas, supaya hari kamis kita bisa menyiapkan bekal untuk pramuka kita. Persiapan dari senter, baju, snack, minum, buku saku pramuka, dasa darma pramuka, ranting kayu (yang dicari di lapangan malabar setelah pulang sekolah), sepertinya sudah cukup banyak bawaanku.

Persiapan ...berkumpul berbaris di lapangan di depan tiang bendera merah putih. Dengan bawaan yang berat. Membagi kelompok tidur dan kelompok hafalan dasa darma pramuka oleh kakak pembina. Ifa, yang begitu bersemangat saat membuat tempat tidur, telah melupakan hal lain.
Kelompok membuat tenda kecil di depan kelas, karpet kecil bersebelahan tenda untuk anak laki-laki yang ujungnya kelas kosong, dan dia mengikuti ifa menuruni tangga.

Kemudian dia berjalan menuju perapian, membawa ranting yang sudah dibawa dan mengambil sepatu untuk duduk melingkari perapian malam itu. Dia meniup ke arah api kecil sehingga api berkobar, dibantu oleh kakak pembina. Ifa memperhatikan semuannya dengan rasa ingin tahu. Tiba-tiba sebuah ide sepertinya muncul di kepalanya, karena dia berbalik dan berlari ke arah bawaan makanannya yang menumpuk di tas kecilnya, lalu mondar-mandir dengan sibuk. Dan ifa sudah mengingatnya barang apa saja yang ada di sana. Dia tahu barang-barang yang mereka perlukan saat jerit malam.
Ah, betul akhirnya dapat.
Saatnya bercerita tentang hantu di sekolah bergerumbul kecil membentuk kubu masing-masing. Kamu tahu kamar mandi sekolah, sosok misterus nenek tua yang tidur disana, dulunya ini rumah berhantu dan dijadikan sekolah, cerita dari anak yang rumahnya di belakang sekolah. Haha …semua takut kekamar mandi, hampir tertahan menjerit saat berada dilorong kamar mandi sekolah. Kakak pembina menunggu kita di pojokan arah kamar mandi yang jauh dari ujung lorong tempat kamar mandi. Ini benar menakutkan, tergiang kembali cerita tadi, teriakan anak dari kelas lain mengemparkan kelompok dan kakak Pembina.
Ternyata hanya tikus yang bergadang-gadang membunyikan decitannya di dekat kamar mandi, tahukah kalian aku melihat sosok tua itu, kata anak yang menjerit itu, hemmm… sosoknya terlihat dari jarring-jaring tempat kosong dekat kamar mandi dia tidur-tiduran disana. Hahaaha… ternyata sosoknya anak-anak yang pura-pura menakuti kita saat jerit malam, ada kakak tingkat yang memakai sosok hantu di sekolah. Menjadikan malam itu bulu kudu kami berkidik.
Kita bercerita hingga malam, saat kelompok kami harus mencari teka teki harta pramuka, kami di suruh menyebar keseluruh kelas, saat itu ifa sendiri terpisah dengan teman-temannya membawa senter besar menelusuri tiap kelas. Akhirnya 1 point kertas berisikan petunjuk berikutnya, akhirnya ifa terkumpul banyak, ke lorong di kelas A yang berdekatan dengan tenda laki-laki sebelumnya yang kosong. Akhirnya beranikan diri kesana, angin kencang menutup pintu yang berada di ujung tenda, jendela malam semakin malam semakin merinding …
Ada satu anak laki-laki juga terpisah dari kelompoknya, menuju ruangan itu membukanya kembali pintu itu. Kemudian dia menuju ruangan yang sama untuk mengikuti anak laki-laki itu agar dapat petunjuk selanjutnya. Mengikutinya tiba-tiba pintunya tertutup, dia berdiri dan dia menarik napas dalam-dalam karena kaget. Anak laki-laki itu menghilang dan mengagetkanku saat dibawanya senter besar menghadap ke arahku dan akupun berteriak karena ketakutan.
Lampu kelas tiba-tiba menyala...
Ternyata bagus teman satu kelas, dia sudah mendapatkan petunjuk selanjutnya, akhirnya kita sama-sama menemukan kertas petunjuk misteri itu, walaupun memang menakutkan tempatnya. Tidak disadari kami ingin keluar dari kelas kosong ini, namun pintu tiba-tiba tidak bisa terbuka, kamipun mengedor pintu itu, tapi tidak ada satupun orang yang mendengar dari luar sana. Sudahlah diam cerewet, pintu itu hanya  bisa dibuka dari luar, mangkanya jangan ikuti aku. Ifa terdiam grumel dalam hati, saat itu angin berhembus dari sela sela jendela ruang kelas. Kalau begitu kamu yang salah kata ifa memaki bagus karena sebelumnya tidak memberi tahu tentang pintu itu. Sudahlah pada punya salah kan… sekarang cari kuncinya, cepat-cepat.
Hum.. songong itu anak.
Ternyata tidak sadar pintu itu terbuka, woy ada orang di dalam…halooo ada orang di dalam… ada?..ada kak.. aku langsung menuju arah suara itu, akhirnya terbuka juga pintunya, akhirnya kakak pembina menemukanku. Kak masih ada temanku di dalam dia lagi mencari kunci pintu ini, setelah dicari-cari si bagus nggak ada. Nggak ada dek, sudahlah ayo cepat berkumpul dengan yang lain.
Kok nggak ada bagus di ruangan itu, padahal dia tadi sama aku. Dilihatnya bagus sudah berada di perapian dengan kelompoknya, aku hanya binggung … akhirnya selesailah jerit malam yang diadakan oleh Pembina pramuka. Kami senang.

Keesokan harinya
Gus bagus, kemarin kamu sama aku kan di ruang kelas kosong itu. Hah iya aku hanya bentar saja kesana, tapi aku nggak lihat kamu faa...memangnya kenapa, tapi aku dengar pintunya bunyi ya aku ke kakak pembina terus ya aku tahunya kamu keluar dari sana.
Jadiiiii....aku sama siapa dong di ruang itu. Menjadi semakin menakutan.
Haha hantu mungkin. Kata bagus dengan menakuti ifa, yang kebingunggan.
(Ternyata dari cerita sebelumnya aku dibohongi, hantu itu nggak ada, cuman kok aku percaya aja ya...! dari pertama bagus sudah tahu ifa masuk ruangan itu, terus ternyata dia jadi hantunya, tapi nggak jadi karena baju putihnya nggak ada, lupa bawa tertinggal dirumah. Karena penasaran akhirnya punya rencana jahilin ifa, di dalam kelas itu ada tembusan untuk di kelas lain. Saat pura-pura mencari kunci dia kabur keluar lewat tembusan itu, akhirnya bagus memberitahukan ke kakak Pembina bahwa ada ketukan dari pintu itu, jadilah ifa keluar dengan muka ketakutan).

Ohhh soplak aku ketipuuuu... tahunya dari kakak pembina karena dari awal acara pramuka, ifa nggak bisa hafal dasa darma pramuka. Akhirnya memang dari awal direncanakan oleh kakak pembina. Bagus ketawa ngakakkkkkkk.....pura-pura nggak tahu...(disengaja)..

Jadi hantu itu ada nggak sebenarnya?...perasaanmu aja faaa... J J









SMP KENANGAN bye MILAD
(Terselip cerita kado dari Guru PPL bahasa Indonesia dengan puisinya Bunga)

Nah lama tak terdengar suara dari balik sekolah


SEPATU USA

  Diberikan oleh pimpinan TNI AD diKota Malang. terimakasi atas hadiah yang selalu diberikan padaku